BANNER

banner kecil

Rabu, 28 Maret 2012

MENEMBUS BATAS KEIKHLASAN BERIBADAH


Belajar dari muqaddimah Kitab al-Anwar al-Qudsiyyah karya Syaikh Abdul Wahab Asy-Sya’rani
Kala itu hari Senin Mubarak tanggal 17 Rajab 931 H, bergetarlah jiwaku dengan kuat untuk mecari tahu maqamat (kedudukan/derajat) para wali Allah ra. Aku pun menganggap enteng apa yang terjadi denganku. Kehidupanku menjadi tidak tentu (bingung) karena jauh dari keridlaan yang telah Allah janjikan. Sehingga aku khawatir kalau matiku su’ul khatimah, dibenci dan Allah marah. Maka aku pun keluar dari tempatku. Ketika aku di tenda di depan pertamanan di Mesir, antara sadar dan tidak sadar aku mendengar suara yang tidak tampak orangnya berkata atas firman yang maha al-Haq (Allah) SWT.: “Wahai hambaku apabila Aku memperlihatkanmu seluruh apa yang ada (di jagat raya), semua bilangan pasir, nama-nama setiap biji darinya, tumbuh-tumbuhan serta nama-namanya dan umurnya, binatang-binatang serta umurnya dan sebangsanya sampai dengan ujungnya, burung-burung, seluruh jenis serangga, seluruh hewan dan aku buka untukmu seluruh kerajaan langit dan bumi, surga dan neraka serta apa yang ada di dalamnya lahir batin dan aku turunkan hujan dengan doamu, dan Aku menghidupkan orang mati dengan tanganmu, serta aku mengalirkan apa yang aku berikan kemulyaan untuk hamba-hambaku yang mukmin, tidaklah kamu (karena hala tersebut termasuk) dari ibadahKu sedikitpun.” Kemudian aku pun tidak menemukan suara itu lagi, maka tidak meneruskan pembicaraan ini. Yang tersisa dariku hanyalah keinginan diri untuk mendapatkan derajat dari maqam-maqam para kekasih Allah tidak (untuk) di dunia juga di akhirat. 
Dengan demikian pembaca yang budiman, hasrat kita untuk mencari kedudukan yang mulia di sisi Allah bukanlah untuk kebahagian di dunia dan di akhirat saja. Namun yang lebih utama kita mencari ridla Allah adalah semata-mata untuk dekat dengan al-Haq Allah SWT. Adapun kebahagian yang kita dapat merupakan dari dekat dengan Allah hanya sebatas reward atas kedekatan kita kepadanya.  
Coba kita ingat kembali doa yang diajarkan Abah Umar ketika aurad ba’da maghrib.
Akal kula nuhun dipun paringi waras supadasa nerima sekabihane ilmu
Badan kula nuhun dipun paringi waras supadasa nerima sekabihane amale
Ati kula nuhun dipun paringi waras supadasa nerima sekabihane imanul yaqin