BANNER

banner kecil

Minggu, 12 Mei 2013

Berguru Lebih Dari Satu

Beberapa teman Jama'ah ada yang bertanya kepada saya:
Bolehkah aurad (wirid-wirid) dan dzikir tuntunan Abah Umar dibarengi atau diiringi dengan aurad dan dzikir dari guru tarekat yang lain? Lalu apa hukumnya bertarekat lebih dari dua guru?

Kami menjawab:
Sebaiknya laksanakan tuntunan dari satu guru, karena ulama tarekat sepakat bahwa yang utama adalah hanya melaksanakan aurad dan dzirikir serta tuntunan dari satu guru saja. Lihat di kitab Radd Akadzib halaman 48

وقد نص العلماء على ان الافضل ان يشتغل المرء بطريق واحد كما يشتغل طالب العلم بشيخ واحد (رد اكاﺫب - ٤۸)

"Ulama menash (memastikan) bahwa yang utama adalah menyibukkan diri dengan satu tarekat saja, sebagaimana orang yang menuntut ilmu kepada satu guru saja."

Bahkan dalam kitab al-Anwar al-Qudsiyyah menisbatkan orang yang mempunyai guru lebih dari satu telah menduakan ajaran. Sedangkan orang yang menduakan ajaran tersebut dianggap sebagai godaan dari syaitan untuk menggagalkan bertarekat.

من لم يكن له استاﺫ واحد فهو مشرك فى الطريق والمشرك شيخه الشيطان (ﺍﻻﻧﻮﺍﺭ ﺍﻟﻘﺪﺳﻴﺔ - ٤٣)

"Siapa yang gurunya tidak tunggal maka ia menserikatkan tarekat, dan orang yang menserikatkan tarekat itu syaikhnya adalah syaitan"


Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network